WARUNG SIDO SEMI Mempertahankan Cita Rasa Asli

Warung ini sudah berusia lebih dari 55 tahun, namun seolah tidak banyak yang berubah dari tempat ini. Dingklik, lincak, meja kayu besar, toples-toples jajanan jaman dulu, jejeran botol-botol Sarsaparila, sebuah daftar menu tua dan hiasan dinding dengan tulisan aksara jawa masih menghiasi warung yang buka pukul 10.00 hingga pukul 18.00 WIB ini.
Walaupun waktu terus berjalan, warung ini tetap mengolah makanan dan minuman menggunakan resep yang sama dengan pertama kali warung ini berdiri. Warung Sido Semi tetap mempertahankan resep asli secara turun temurun. Mulai dari ukuran bakso, bumbu hingga bahan bakunya, semua ditimbang agar rasa dan kualitasnya tidak berubah.
Bakso yang dijual di warung ini berbeda dengan bakso yang dijual di tempat lain. Sebagai perasa kuah bakso, warung Sido Semi menggunakan empal sapi bukan sum-sum sapi seperti bakso pada umumnya. Inilah yang membuat rasanya berbeda dari warung bakso yang lain. Rasa sapinya lebih mantap dan kuat. Dalam setiap mangkuk bakso diberi irisan tomat sehingga kuah akan terasa agak asam, sehingga menimbulkan citarasa segar yang berbeda dan khas.


Harga yang ditawarkan untuk semua menu berkisar anatar Rp3.000,- hingga Rp6.000,-.
Setiap hari Selasa, Warung Sido Semi tutup, seperti yang tertulis di pintu “Yen seloso tutup”. Kalimat ini sebenarnya bermakna ambigu; yang pertama berarti “hari Selasa tutup” dan yang lain berarti “kalau tidak repot bisa tutup”.
How to get there:
- Becak : Anda dapat menggunakan becak dari Pasar Legi, Kota Gede.
- Jalan Kaki : Tempat ini tidak jauh dari Pasar Legi. Anda dapat berjalan kaki sekitar 7 menit untuk sampai ke tempat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar