Peninggalan sejarah memang menarik untuk diteliti dan di gali sedalam-
dalamnya tentang asal usul sejarah, budaya dan kebenaranya. Di
Yogyakarta anda bisa menemukan banyak candi yang bisa anda datangi,
mulai dari candi yang mungil dan belum dikenal wisatawan luas , sampai
yang sudah dikenal oleh wisatawan luas dalam dan luar negeri. Beriikut
ini adalah 7 candi yang di Yogyakartayang menarik untuk anda kunjungi
dan menarik untuk anda teliti dan gali sejarah dan budayanya.
1. Candi Borobudur
Candi Borobudur dibangun pada masa abad 8 dan 9 sekitar
tahun 800 Masehi yakni pada masa kejayaan pemerintahan Wangsa
Syailendra. Pendirinya adalah Raja yang berasal dari wangsa syailendra
yakni Raja Samaratungga, dimulai sekitar tahun 824 Masehi dan berakhir
sampai pada awal tahun 900 yakni pemerintahan sudah berganti dari Raja
Samaratungga menjadi Ratu Pramudawardhani yang tidak lain adalah putri
dari Raja Samaratungga sendiri. Candi Borobudur terdiri dari enam teras
berbentuk bujur sangkar diatasnya terdapat 3 pelataran melingkar,
Dinding dihiasi dengan relief sebanyak 2672 panel dan sebanyak 502 Arca
Budha. Stupa utama terletak di tengah tengah dan merupakan yang
terbesar, dikelilingi 72 stupa berlubang yang didalamnya ada arca Budha
yang tengah duduk bersila. Candi ini terbagi menjadi 3 tingkat menurut
kosmologi Budha yakni : 1. Kamadhatu (ranah hawa nafsu), yaitu dunia
yang masih dikuasai oleh hawa nafsu, Bagian ini diduga dibuat untuk
memperkuat konstruksi candi. Disini terdapat 160 relief cerita
Karmawibhangga namun saat ini tersembunyi karena tertutup struktur.. 2.
Rupadhatu (ranah berwujud), yaitu dunia yang sudah dapat membebaskan
diri dari nafsu. Bagian ini terdiri dari empat lorong dengan 1300 gambar
relief dengan panjang seluruhnya 2,5 km. 3. Arupadhatu (ranah tak
berwujud), yaitu dimana manusia sudah terbebas dari segala keinginan dan
ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Tingakatan
tertinggi ini dilambangkan dengan stupa yang terbesar dan tertinggi,
stupa polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah
ditemukan arca Budha belum selesai. Menurut kepercayaan patung yang
salah dalam pembuatannya tidak boleh dirusak.
2. Candi Prambanan
Candi ini dibangun pada masa pemerintahan 2 Raja yakni Raja Rakai
Pikatan dan Raja Rakai Belitung sekitar abad 10 atau ± tahun 850 Masehi
oleh Wangsa Sanjaya. Candi ini juga disebut candi Roro Jonggrang ini
tidak terlepas dengan legenda yang ada yakni legenda yang pada waktu itu
diceritakan ada seorang Pemuda bernama Bandung Bondowoso yang jatuh
cinta terhadap Putri Roro Jonggrang, namun ternyata cinta bertepuk
sebelah tangan. Struktur candi prambanan ini menggambarkan secara jelas
kepercayaan dalam agama Hindu, yakni TRIMURTI maka Candi ini memiliki 3
Candi utama yang melambangkan hal tersebut. Ketiga candi terbut adalah
Candi Wisnu, Candi Brahma, dan Candi Siwa yang semuanya menghadap ke
Timur.Masing- masing candi utama memiliki satu candi pendamping yakni
Garuda untuk Candi Wisnu, Angsa untuk Candi Brahma dan Nandini untuk
candi Siwa. Setiap candi utama juga memiliki 2 candi apit, 4 candi
kelir, dan 4 candi sudut. Sedangkan pada halaman terdapat 224 candi.
Candi Siwa merupakan candi yang tertinggi dan terdapat 4 ruangan,
ruangan utama berisi Arca Siwa, kemudian Arca Durga (istri Siwa juga
disebut sebut sebagai arca Putri Roro Jonggrang), Agastya (guru Siwa),
dan Ganesha (putra Siwa). Sedangkan disebelah selatan Candi Siwa ada
Candi Brahma yang terdiri dari satu ruangan saja berisi Arca Brahma
demikian juga disebelah utaranya adalah Candi Wisnu disini juga terdirti
satu ruangan saja yang berisi Arca Wisnu.
3. Candi Sewu
Candi sewu merupakan situs candi budha terbesar setelah candi borobudur
di Magelang. Nama candi sewu sendiri bukan berarti candi sewu mempunyai
bangunan candi berjumlah sewu (seribu), candi sewu hanya mempunyai
bangunan berjumlah 257. Dengan 1 candi utama 8 candi apit dan sisanya
sebagai candi perwara dengan berbagai macam arca dan relief yang bisa
anda temukan didalamnya .Banyak arca, relief dan pahatan yang bisa anda
temukan di candi sewu ini, memasuki gerbang candi ini anda akan
menemukan dua arca Dwarapala di kanan dan kiri yang mempunyai ukuran
tinggi dan besar, sekitar mempunyai tinggi 2,5 meter dengan posisi
berlutut dan memegang gadang. Ada juga arca budha yang berada didalam
candi utama dan masih banyak lainnya yang bisa anda temukan, sedangkan
untuk reliefnya, anda bisa menemukan berberapa relief bangunan candi
utama, di kaki candi utama anda akan menemukan pahatan yang berbentuk
bunga dalam jambangan, anda juga bisa melihat pahatan yang berbentuk
kalpawreksa, sedangkan diambang pintu masuk candi utama anda bisa
melihat pahatan kepala naga dengan seekor singa yang terdapat dimulut
naga. Sedangkan didinding canid perwara ( candi pendamping) dihiasi
pahatan yang berbentuk pria yang memegang teratai dan mengenakan busana
kebesaran agama budha.
4. Candi Sambisari
Keunikan Candi yang bertinggi 7,5 meter ini adalah letaknya yang berada
didalam tanah sedalam 6,5 meter , sehingga terlihat seperti muncul dari
bawah tanah. Bagi pengunjung yang ingin masuk kedalam candi ini terdapat
pintu masuk disisi Barat candi utama. Perjalanan masuk candi , anda
akan dipuaskan dengan ornamen berupa sayap yang terdapat pada tangga,
dan diujung sayap terdapat dua patung yang menyerupai mahkluk kerdil.
Terdapat juga hiasan menyerupai singa dengan ekor yang panjang.
Keunikan lainnya, candi ini tidak mempunyai penyangga sehingga ruangan
bawah langsung berfungsi sebagai penyangga, sehingga alasnya sejajar
dengan tanah. nda akan menjumpai relung- relung yang digunakan untuk
menempatkan patung. Anda dapat melihat patung Dewi Durga (istri dari
dewa siwa) yang mempunyai 8 tangan, lengkap dengan senjatanya yang
digenggam ditangan, di sisi Timur anda akan menjumpai patung Dewa
Ganesha yang merupakan anak dari Dewi Durga, dan di sisi Selatan
terdapat patung Agastya. Direlung kanan dan kiri anda akan menjumpai
Dewa penjangga pintu, Mahakala dan Nadisyawara. Anda juga bisa melihat
patung Yoni dan Lingga yang berukuran besar yang berada di sebuah bilik
didalam candi. Selain candi utama anda akan mendapati 3 candi pendamping
di komplek candi Sambisari ini, yang mempunyai 5,8 meter persegi dan
tinggi 5 meter. Sedangkan dibagian luar candi terdapat tembok yang
mengelilingi dengan ukuran 50 m x 48 m. Selesai melihat – liat candi
anda bisa muju ruang informasi, disana terdapat foto- foto yang
menceritakan sejak candi tersebut ditemukan, proses penggalian, proses
rekronstruksi dan foto- foto peninggalan dari candi tersebut seperti
arca dan prunggu yang sekarang di simpan di Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala, Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
5. Candi Ijo
Candi Ijo merupakan candi dengan letak tertinggi di Yogyakarta, Berada
diketinggian 410 m diatas permukaan laut. Candi ijo didirikan sekitar
abad ke-9. Memasuki bangunan pagar bisa dilihat berbagai ornamen dan
ragam hias. Candi ijo merupakan kompleks Percandian, Dikompleks candi
ini terdiri 17 struktur bangunan dan 11 teras berundak. diteras ke-1 dan
ke-4 terdapat satu candi, diteras ke-5 terdapat satu candi dan dua
batur,Pada teras ke-9 merupakan sisa batur bangunan, diteras ke-8
terdapat bangunan tiga buah candi dan empat buah batur bangunan,
terdapat juga prasasti bertulisakan kode huruf F yang bertuliskan
Guywan, serta Prasasti batu yang berukuran tinggi 14 cm dan lebar 9 cm,
diteras paling atas teras ke-11 merupakan tempat yang dianggap paling
suci, pada halaman teras tersebut ditemukan pagar keliling , delapan
buah linggapatok, dan empat bangunan, yaitu candi utama dan candi tiga
candi perwara . Sedangkan diteras ke-2 ke-3, ke-6, ke-7 dan ke-10 tidak
ditemukan bangunan. Semua yang ada di bangunan Candi menarik untuk
diteliti dan dipelajari.
6. Candi Kalasan
Candi yang dibangun sekitar akhir abad ke 8 M ini mempunyai tinggi 34
meter dan lebar 45 meter. Disekeliling candi terdapat beberapa stupa
berjumlah 52 buah dengan tinggi kurang lebih 4,60 meter sayang karena
banyak bebatuan yang hilang sehingga tidak dapat direkonstruksi kembali.
Selain stupa tersebut sbenarnya masih ada 3 candi pendukung. Candi ini
mempunyai cirikhas yang tidak dapat ditemui di candi-candi lain yakni
pada permukaan batu terdapat lapisan yang disebut Brajalepha yakni
lapisan pada ornament relief yang terbuat dari getah beberapa tanaman
yang berwarna kuning, fungsinya untuk perekat dan juga sebagai pelindung
ornament agar tidak mudah rusak. Didalam ruang utama terdapat sebuah
patung setinggi 6 meter terbuat dari perunggu namun belum diketahui
perwujudan dewa apa yang dijadikan symbol tersebut. Candi ini terdari 3
bagian yakni Kaki candi, tubuh candid an atap candi Pada bagian kaki
terdapat tangga untuk memasuki candi dengan berbagai hiasan-hiasan yang
indah. Pada bagian tubuh candi disebelah tenggara terdapat sebuah
singgasana yang dihiasi pola singa berdiri diatas punggung gajah,
sedangkan diluar tubuh candi pada relungnya dihiasi figure dewa dalam
posisi berdiri dengan memegang teratai. Sedangkan bagian ketiga atapnya
terdiri dari dua tingkat. Pada tingkat pertama terdapat arca Budha yang
melukiskan Budha sedangkan tingkat dua melukiskan Yani Budha. Untuk
puncak atapnya kemungkinan berbentuk stupa, namun sekali lagi sayang
banyak bebatuan yang tidak diketemukan
7. Candi Boko
Bangunan ini pertama kalai ditemukan oleh Arkeolog dari Negara
Belanda yang bernama HJ De Graaf pada abad ke 17. Bentuk bangunan berupa
Gapura Utama, Candi, Kolam dengan dengan luas 20 x 50 m kedalaman 2 m,
Gua, Pagar, Candi Pembakaran dan paseban. Bangunan-bangunan tersebut
tersebar menjadi beberapa bagian. Salah satunya adalah bagian dimana
terdapat 3 pintu gerbang yang saling berdekatan, membujur dari utara ke
selatan. Pintu gerbang yang di tengah adalah yang terbesar dan merupakan
pintu gerbang utama yang diapit oleh dua pintu gerbang lainnya yang
disebut gerbang pengapit. Kemudian bagian yang terdiri dari 5 pintu
gerbang, terdiri dari 4 gerbang pengapit dan satu gerbang utama yang
terletak di tengah gerbang pengapit. Ada hal yang menarik di Candi Boko
tersebut yakni untuk menikmati Sunset, Ditempat ini ditawarkan Paket
“Boko Sunset”. Tentu saja paket ini hanya ditawarkan jikalau cuaca
bagus, biasanya pengikut paket ini rata-rata berjumlah 10 orang. Di
mulai pukul 4 sore para pengunjung di sugguhi Makanan ringan serta kopi
atau the sembari menikmati tnggelamnya matahi di ufuk barat. Setelah
Matahri terbenam dilanjutkan dengan makan malam dengan menu-menu yang
ditawarkan adalah makanan tradisional Indonesia, antara lain Bakmi
goreng, bakmi godog, nasi goreng, dan soto. Untuk paket ini Wisatawan
mancanegara dikenai tariff Rp. 75.000,00 sedangkan wisatawan nusantara
sebesar Rp. 35. 000,00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar