Dusun Turgo, Melihat keindahan desa lereng Merapi
Desa
turgo berada dalam kawasan rawan bencana merapi dan pernah terlanda
awan panas atau wedhus gembel pada tahun 1994. Tepatnya berada di
padukuhan Turgo desa Purwobinangun, kecamatan Pakem kabupaten Sleman,
17 km dari Kabupaten Sleman. Berada di kawasan lereng merapi desa
wisata Turga mempunyai pemandangan alam yang menarik dengan latar
belakang gunung merapi yang elok.
Beberapa potensi wisata yang dapat anda temukan di desa wisata turgo yang pertama adalah hutan merapi dengan lokasi yang ada disebelah selatan gunung merapi membuat hutan di desa wisata turgo menarik untuk dijelajahi sehingga disini cocok untuk dilakukan aktifitas tracking dengan menelusuri desa, hutan merapi dan sungai boyong. Selain itu anda masih dapat melihat beberapa puing rumah bekas keganasan awan panas tahun 1994. Para pengunjung akan dipandu oleh 1 orang pemandu untuk 10 orang pengunjung.
Didesa wisata ini anda akan diajak untuk menyajikan the dan kopi secara tradisional yakni dari proses memetik hingga siap untuk disajikan. Kebun the dan kopi hanya berada disekitar rumah warga. Harga teh yang siap minum dibandrol Rp. 5.000,- per bungkusnya sedangkan kopi mulai dari Rp.5.000,- sampai dengan Rp. 25.000,- per bungkusnya.
Ada satu kegiatan budaya ritual tahunan yang di lakukan setiap tanggal 1 syuro pada penanggalan jawa yakni upacara tradisional budaya kirab sesaji yang berupa hasil bumi dengan rute dari mata air ke mata air dan berakhir di sekitar petilasan Syeh Jumadil Qubro yang merupakan tempat yang dikeramatkan oleh warga sekitar.
Kegiatan seni yang menarik di desa wisata ini adalah jathilan atau kuda lumping, pada pertunjukan ini akan disuguhkan beberapa tarian dengan alat peraga kuda kepang. Yang menjadi satu ciri khas kesenian ini adanya salah seorang penari yang dibuat kesurupan sehingga bertingkah laku yang tidak wajar, sesuai dengan yang merasuki tubuhnya. Dan biasanya satu pertunjukkan ini pasti disertai pawang untuk melepaskan roh halus yang merasuki salah seorang penari tersebut. Kesenian yang lain yang dapat anda saksikan adalah laras madyo yakni satu kesenian yang aslinya dari Kasunanan Surakarta dengan misi dakwah agama Islam. Kesenian ini berupa tembang atau lagu dalam bahasa jawa dengan iringan musik rebana yang dimaikan oleh si penyanyi tembang itu sendiri. Sedangkan untuk misi agama kristiani ada satu kesenian lagi yang mengakomodirnya yakni yang disebut Sloko dengan lantunan lagu lagu rohani nasrani.
Satu hal yang menarik mungkin keberadaan rulinda rumah lindung darurat untuk antisipasi bencana awan panas gunung merapi seluas 12 m persegi
Didesa wisata ini jika ingin merasakan kehidupan ditengah warga tersedia 3 buah homestay yang berkaqpasitas 100 orang dengan 8 kamar mandi, serta penerangan listrik. Dengan membayar tarif kurang lebih Rp. 30.000,- sampai dengan Rp. 60.000,- per orang per malam dengan 3 kali makan ataupun hanya menginap saja Rp. 12.500 per orang per malam. Dengan area parkir kapasitas 4 bus besar.
How to get there :
Beberapa potensi wisata yang dapat anda temukan di desa wisata turgo yang pertama adalah hutan merapi dengan lokasi yang ada disebelah selatan gunung merapi membuat hutan di desa wisata turgo menarik untuk dijelajahi sehingga disini cocok untuk dilakukan aktifitas tracking dengan menelusuri desa, hutan merapi dan sungai boyong. Selain itu anda masih dapat melihat beberapa puing rumah bekas keganasan awan panas tahun 1994. Para pengunjung akan dipandu oleh 1 orang pemandu untuk 10 orang pengunjung.
Didesa wisata ini anda akan diajak untuk menyajikan the dan kopi secara tradisional yakni dari proses memetik hingga siap untuk disajikan. Kebun the dan kopi hanya berada disekitar rumah warga. Harga teh yang siap minum dibandrol Rp. 5.000,- per bungkusnya sedangkan kopi mulai dari Rp.5.000,- sampai dengan Rp. 25.000,- per bungkusnya.
Ada satu kegiatan budaya ritual tahunan yang di lakukan setiap tanggal 1 syuro pada penanggalan jawa yakni upacara tradisional budaya kirab sesaji yang berupa hasil bumi dengan rute dari mata air ke mata air dan berakhir di sekitar petilasan Syeh Jumadil Qubro yang merupakan tempat yang dikeramatkan oleh warga sekitar.
Kegiatan seni yang menarik di desa wisata ini adalah jathilan atau kuda lumping, pada pertunjukan ini akan disuguhkan beberapa tarian dengan alat peraga kuda kepang. Yang menjadi satu ciri khas kesenian ini adanya salah seorang penari yang dibuat kesurupan sehingga bertingkah laku yang tidak wajar, sesuai dengan yang merasuki tubuhnya. Dan biasanya satu pertunjukkan ini pasti disertai pawang untuk melepaskan roh halus yang merasuki salah seorang penari tersebut. Kesenian yang lain yang dapat anda saksikan adalah laras madyo yakni satu kesenian yang aslinya dari Kasunanan Surakarta dengan misi dakwah agama Islam. Kesenian ini berupa tembang atau lagu dalam bahasa jawa dengan iringan musik rebana yang dimaikan oleh si penyanyi tembang itu sendiri. Sedangkan untuk misi agama kristiani ada satu kesenian lagi yang mengakomodirnya yakni yang disebut Sloko dengan lantunan lagu lagu rohani nasrani.
Satu hal yang menarik mungkin keberadaan rulinda rumah lindung darurat untuk antisipasi bencana awan panas gunung merapi seluas 12 m persegi
Didesa wisata ini jika ingin merasakan kehidupan ditengah warga tersedia 3 buah homestay yang berkaqpasitas 100 orang dengan 8 kamar mandi, serta penerangan listrik. Dengan membayar tarif kurang lebih Rp. 30.000,- sampai dengan Rp. 60.000,- per orang per malam dengan 3 kali makan ataupun hanya menginap saja Rp. 12.500 per orang per malam. Dengan area parkir kapasitas 4 bus besar.
How to get there :
-
Kendaraan Umum dari terminal jombor menggunakan jalur 23
-
Kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar