Soto Sampah, Namanya Tak Seindah Rasanya
Apa yang ada di benak Anda jika mendengar Soto Sampah? Jangan Anda bayangkan sampah-sampah yang dilah menjadi soto, atau lokasinya yang bedekatan dengan tempat sampah. Soto Sampah sebenarnya merupakan nama yang diberikan oleh para pengunjung. Nama asli soto ini adalah Soto Simak. Selain julukan soto sampah, Soto Simak juga sering di sebut Soto Demit dan Soto Sumuk, tapi yang lebih populer dan banyak dikenal orang adalah nama Soto Sampah.
Disebut sebagai soto sampah karena soto ini menggunakan lemak sapi atau gajih yang biasanya tidak digunakan dalam masakan bahkan dibuang. Selain itu penyajiannya juga tidak ditata seperti pada soto umumnya sehingga terkesan amburadul dan terlihat seperti sisa-sisa makanan yang kumpulkan menjadi satu. Namun walaupun namanya lebih dikenal sebagai Soto Sampah dan tampilannya yang amburadul, soto ini memiliki banyak penggemar baik dari dalam maupun luar daerah Yogyakarta.
Soto ini memiliki keunikan dibandingan soto lain yaitu disajikan dalam sebuah piring bukan mangkok. Soto Sampah berisi nasi, bihun, kol, tauge dan gajih. Walaupun menggunakan gajih, kuah soto ini bening dan segar. Penggunaan gajih dalam soto ini dimaksudkan agar harga soto tidak semahal soto lainnya yang menggunakan daging, agar dapat dinikmati oleh semua kalangan termasuk kalangan bawah. Rasa soto ini pedas, gurih dan manis. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat soto berasal dari bahan atau bumbu tradisional yang diracik sendiri secara turun-temurun.
Pada awalnya warung ini dahulu hanya buka saat dini hari, kira-kira pada pukul 03.00 hingga menjelang siang, inilah mengapa soto ini juga disebut sebagai soto demit.
Soto Sampah berada di Jl. Kranggan, tepatnya berada di depan SPBU Kranggan, tidak jauh dari TUGU Jogja. Warung soto ini buka setiap hari selama 24 jam, namun biasanya ramai pada pukul 22.00 WIB hingga subuh. Menu yang disediakan juga lebih lengkap pada malam hari. Jika pada siang hari Anda hanya dapat menemukan soto dan gorengan, pada malam hari Anda dapat menemukan ayam goreng, telur dan sate. Warung soto ini hanya berupa lapak yang ditutupi terpal dan hanya memiliki sedikit bangku, sehingga pada waktu malam digelar tikar-tikar untuk lesehan para pengunjung.
How to get there :
- Becak : Naik becak dari Malioboro. Kebanyakan tukang becak tahu tempat ini.
- Bis Kota : Jalur 17. Turun di pasar Kranggan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar