Jumat, 14 September 2012

Mengenang Perjuangan Nyi Ageng Serang

Nyi Ageng Serang
Nyi Ageng Serang merupakan salah satu pahlawanan Nasional perempuan yang lahir di Serang dan melawan penjajahan Belanda. Beliau lahir si Serang Purwodadi, Jawa Tengah pada tahun 1752 dengan nama asli R.A. Kustiyah Wulaningsih Retno Edi dan merupakan puteri Panembahan Notoprojo penguasa wilayah serang yang masih merupakan bagian dari kerajaan Mataram waktu itu.


Karena kegigihannya melawan penjajahan, dan merupakan pendekar perempuan maka beliau mendapat julukan Djayeng Sekar yang menjadi julukan kehormatan bagi perempuan yang yang mewarisi sifat sifat pendekar. Laskar Gula Kelapa wilayah Jawa Tengah daerah timur laut merupakan laskar yang beliau pimpin waktu itu.
  Pada masa perang Diponegoro pecah, beliau memimpin pasukannya menyusuri sungai progo dan kemudian bermarkas di Bukit Nyi Ageng SerangTraju Mas atau Bukit Menoreh untuk mengatur strategi perlawanan terhadap Belanda. Beliau tidak pernah surut dalam melawan penjajahan Belanda bahkan hingga usia senja beliau tetap gigih untuk terus mengobarkan perlawanan terhadapa Belanda. Hingga beliau sakit pada tahun 1828 dua tahun sebelum perang Diponegoro usai atau genap berusia 76 tahun yang akhirnya wafat. Beliau dimakamkan di perbukitan menoreh sebagai permintaan beliau sebelum wafatnya.  Komplek pemakaman tersebut terletak di dusun Beku, desa Banjarharjo, Kalibawang, Kulon Progo sekitar 30 km dari kota Yogyakarta.
Pada  saat kita masuk komplek makam yang pertama kita jumpai adalah Nyi Ageng Serangmonumen yang berisikan keterangan mengenai Nyi Ageng Serang sebagai Pahlawan Nasional. Ditempat ini juga merupakan makam beberapa keluarga Nyi Ageng Serang dan juga beberapa prajurit yang berjuang bersama sama dengan beliau. Makam Nyi Ageng Serang berada ditengah tengah makam yang berupa bangunan joglo. Bangunan berbentuk joglo tersebut berjumlah dua, yang satu merupakan makam dari Nyi Ageng serang, putrinya, serta abdi dalem Nyi Ageng Serang sedangkan bangunan kedua merupakan makam dari Suami Nyi Ageng Serang yakni R.M. Kusuma Wijaya, ibu dan juga para keluarga Nyi Ageng Serang yang lainnya.
Masyarakat dimana Nyi Ageng Serang dimakamkan sering menggelar acara pementasan seni untuk mengenang kepahlawan beliau yang digelar setiap bulan sura (muharram). Kesenian tersebut antara lain Tarian Dolalak, Kuda Lumping, Shalawatan dan beberapa kesenian yang lain.  Selain mengenang kepahlawanan Nyi Ageng Serang  hal tersebut dilakukan sebagai sarana untuk melestarikanNyi Ageng Serang budaya lokal. Disamping itu juga ada pameran produk makanan yang dihasilkan desa tersebut.
Tempat ini ramai pada masa masa liburan, hari kemerdekaan, hari Pahlawan dan juga hari hari besar Islam serta hari hari tertentu bagi yang melakukan ritual Ziarah yakni pada hari selasa Kliwon atau jumat Kliwon.  Pada saat berziarah ketempat ini perlu diperhatikan beberapa hal yakni dialrang membawa senjata tajam, minuman beralkhohol atau yang menyebabkan mabuk. Serta bagi peziarah wanita yang sedang haid serta masa nifas dilarang memasuki makam tersebut. Dan bagi siapa saja yang emmasuki makam tersebut harus melepas alas kaki saat memasuki pintu komplek makam.
How to get there :
Dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi dari Yogyakarta yang mempunyai rute arah Kenteng kemudian menuju arah Sendang sono. Tempat ini searah dengan Sendangsono, yakni sesampainya di pertigaan Piton belok kiri hingga sejauh kurang lebih 4 km
Tempat terdekat : Desa Wisata Banjaroya

Incoming search terms:
  • nyi ageng serang
  • 10 PATUNG di daerah jawa tengah
  • riwayat perjuangan nyi ageng serang
  • patung nyi ageng serang
  • patung nasional di indonesia
  • patung daerah JAWA TENGAH beserta penjelasannya
  • makam nyi ageng serang
  • kesenian patung dan keterangan
  • Taman wisata nyai ageng
  • suami nyi ageng serang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar